Berbicara
tentang wisata kuliner di Garut, Jawa Barat, maka Pasar Ceplak harus
masuk agenda wisata. Pasar kuliner tersebut ibarat pasar malam yang baru
ramai di malam hari. Letak persisnya berada di Jalan Siliwangi.
Pada pagi sampai siang hari, jalan ini merupakan jalan umum yang dilalui
kendaran. Nah, saat sore menjelang, gerobak-gerobak dan warung tenda
pun beraksi di sisi-sisi Jalan Siliwangi. Hanya menyisakan jalan sempit
di tengah-tengah untuk motor lalu lalang. Mobil sudah tentu tak bisa
lewat.
Jalanan sebenarnya gelap. Namun begitu terang berkat lampu-lampu dari
warung-warung tenda. KULINER GARUT Di Pasar Ceplak, aneka makanan seperti ayam goreng,
sate, dan gado-gado sampai jajanan misalnya pisang molen, kue mayang,
dan siomay.
Sebenarnya saya mencari sate domba khas Garut, namun sayang tak berhasil
menemukannya di Pasar Ceplak. Akhirnya, saya memilih ayam goreng. Ada
banyak warung tenda yang menjual ayam goreng. Saya pilih warung Ayam
Goreng dan Bakar Rizky.
Petai-petai yang berjuntai menjadi daya tarik warung ayam goreng. Warung
ayam goreng sebenarnya lazim ditemukan di kota-kota besar seperti
Jakarta. Tetapi, tampilan berpapan-papan petai sudah jarang ada di
Jakarta.
Anda bisa memilih ayam bumbu kuning atau ayam bumbu kecap. Cara
memasaknya pun bisa pilih, goreng atau bakar. Setelah selesai digoreng,
ayam dipenyet atau dipukul-pukul dengan alat khusus sampai setengah
gepeng. Jangan lupa pesan petai yang dibakar atau digoreng.
Lalapan standar seperti daun kemangi, timun, dan selada sudah pasti ada.
Tambah seru ditambah petai yang sudah dibakar atau digoreng. Jangan
lupa sambal hijau atau sambal merah sebagai teman menyantap ayam.
Untuk nasi, pilihan jatuh pada nasi timbel. Minta saja nasi yang
dibungkus daun pisang itu untuk dibakar. Aromanya akan semakin semerbak
dan menambah nafsu makan. Kelar menyantap nasi timbel dan ayam goreng,
tutup dengan menikmati jajanan khas Sunda seperti kue mayang.
Posting Komentar